Eksplorasi Corpus Alienum Manus (D) pada Tn.S dengan diagnosa Eksplorasi Tekstraksi Corpus
1.
Pengertian
Corpus Alineum ( Benda Asing ) benda mati merupakan substansi tidak bergerak yang
cukup kecil untuk dapat masuk seperti kapur, sobekan kertas,peluru plastik,
koin dan serpihan kayu dan beberapa yang terlalu besar untuk dapat dimasukkan,
seperti serpihan kaca yang terjadi pada kecelakaan.
Corpus Alineum benda hidup
segala jenis
substansi yg bergerak misalnya semut, lalat, lintah. Larva yang hidup dapat
merusak mukosa, sehingga tulang dan kartilago dapat terpapar. Terkadang dapat
menginvasi ke rongga kranial menyebabkan meningitis yang fatal.
Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (http://kbbi.web.id/eksplorasi). Sedangkan ekstraksi adalah penarikkan keluar atau pencabutan (http://kbbi.web.id/ekstraksi).
Sedangkan definisi operasional dari eksplorasi dengan C-Arm dan ekstraksi corpus alienum peluru senapan angin adalah proses pencarian lokasi peluru dengan menggunakan prinsip radioaktif dan kemudian mencabutnya.
Manus adalah telapak tangan
2.
Indikasi
Corpus alienum yang potensial menimbulkan infeksi,
keracunan, atau migrasi ketempat lain seperti peluru, pecahan kaca, dll.
3.
Kontra Indikasi
Keadaan umum yang buruk sehingga dikhawatirkan tingkat
mortilitas semakin tinggi karena general anestesi sehingga tidak dimungkinkan
untuk dilakukan operasi.
4. Persiapan
4.1.
Persiapan Pasien
a.
Memeriksakan faal hemostasis saat
pasien berada di rawat inap
b.
Mempuasakan pasien 6 - 8 jam
sebelumnya.
c.
Meminta pasien mencukur
rambut-rambut halus disekitar daerah yang akan dioperasi pada saat pasien masih
di ruangan rawat inap.
d.
Mengganti baju pasien dengan baju
operasi saat pasien berada di premedikasi.
e.
Melepas semua perhiasan pasien
termasuk jika pasien memiliki gigi palsu..
f.
Periksa rekam medik pasien
terutama nomor register dan lembar inform
consent tindakan oprasi.
4.2. Persiapan Lingkungan
a.
Memastikan mesin couter berfungsi dengan benar
b.
Memastikan mesin suction berfungsi dengan benar
c.
Memastikan lampu operasi berfungsi
dengan benar
d.
Memastikan tersedianya tiang infus
e.
Menyiapkan tempat sampah medis
f.
Menyiapkan peralatan non steril
seperti gunting verband, plat diatermi, dll.
g.
Menyiapkan meja instrumen, meja mayo,
dan troli baskom.
4.3. Persiapan Alat
4.3.1. Instrumen
a.
Instrumentasi Dasar
No
|
Jenis Instrument
|
Jumlah (Buah)
|
1
|
Duk Klem
|
5
|
2
|
Disinfeksi Klem Buaya
|
1
|
3
|
Pinset Cirurgis
|
2
|
4
|
Pinset Anatomis
|
2
|
5
|
Scalpel Handle no 3
|
1
|
6
|
Mosquito Klem
|
2
|
7
|
Pean Bengkok
|
4
|
8
|
Pean manis
|
1
|
9
|
Koher Lurus
|
2
|
10
|
Gunting Metzembaum
|
1
|
11
|
Gunting Benang
|
1
|
12
|
Gunting Mayo
|
1
|
13
|
Needle Holder
|
2
|
b.
Instrumentasi Tambahan
No
|
Jenis Instrument
|
Jumlah (Buah)
|
1
|
Sen Miller
|
2
|
2
|
Langen beck
|
2
|
3
|
Pinset anatomis manis
|
1
|
c.
Instrumentasi Penunjang
No
|
Jenis Instrument
|
Jumlah (Buah)
|
1
|
Waskom
|
3
|
2
|
Bengkok
|
3
|
3
|
Cucing
|
2
|
4
|
Couter
|
1
|
4.3.2. Set Linen
No
|
Jenis Linen
|
Jumlah (Buah)
|
1
|
Scort steril
|
4
|
2
|
Duk besar
|
4
|
3
|
Duk kecil
|
4
|
4
|
Sarung meja mayo
|
1
|
5
|
Handuk steril
|
4
|
4.3.3. Bahan habis pakai
No
|
Jenis Bahan
|
Jumlah (Buah)
|
1
|
Plat diatermi
|
1
|
2
|
Hand scoen steril ukuran 6,5 / 7,5 / 8
|
4 / 4
/ 4
|
3
|
Tulle Dressing (Sofra-Tulle)
|
1
|
4
|
Mess 15
|
1
|
5
|
Underpad steril
|
2
|
6
|
Underpad on
|
1
|
7
|
Benang polipropilene ukuran 4-0
|
1
|
8
|
Benang poliglikolic acid 3-0
|
3
|
9
|
Benang silk ukuran 2-0 tanpa jarum /
dengan jarum
|
1 / 1
|
10
|
NaCl 0,9 %
|
Secukupnya
|
11
|
Deppers
|
5
|
12
|
Kasa Steril
|
30
|
13
|
Povidone iodine 10 %
|
50 cc
|
14
|
Plester
|
1
|
15
|
Spuit 10 cc
|
1
|
16
|
Jarum no.23
|
1
|
17
|
Marker
|
1
|
5.
Instrumentasi Tehnik
·
Saat pasien berada di ruang premedikasi,
lakukan proses sign in sebelum dilakukan induksi anestesi, meliputi:
- Konfirmasi identitas, area operasi, tindakan operasi, dan lembar
persetujuan operasi.
- Penandaan area operasi
- Kesiapan mesin anestesi dan obat-obatannya
- Kesiapan fungsi pulse oksimeter
- Riwayat alergi pasien
- Adanya penyulit airway atau resiko aspirasi
- Resiko kehilangan darah
·
Bawa masuk pasien kemudian
posisikan pasien di atas meja operasi dengan posisi supinasi.
·
Pasien dibius secara general
anestesi oleh dokter anestesi
·
Posisikan pasien.
·
Pasang plat diatermi di betis
pasien.
·
Instrumentator memakai apron
berbahal timbal.
·
Instrumentator melakukan scrubing,
gowning, dan gloving
·
Perawat sirkuler mencuci area
operasi dengan isodine
·
Instrumentator membantu tim bedah
melakukan gowning dan gloving
·
Perawat instrumen memberikan
desinfeksi klem dan cucing yang didalamnya telah diberi deppers dan povidon
iodine pada operator untuk desinfeksi dengan povidone iodine dan deppers yang
telah dituang perawat sirkuler ke dalam cucing
·
Pasang duk sedang untuk bagian
bawah tangan
·
Pasang duk kecil dibuat segitiga
dan dilingkarkan pada lengan bagian proximal,jepit dengan towel klem
·
Tutup seluruh badan pasien dengan
doek besar panjang
·
Pasang kabel couter dan selang
suction, kemudian jadikan satu dengan kasa
·
Fiksasi kasa pada kabel couter dan
selang suction ke duk menggunakan towel klem.
·
Lakukan time out sebelum dilakukan
insisi, meliputi:
- Konfirmasi pengenalan nama dan tugas masing-masing tim bedah
- Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan, dan area yang akan dioperasi
- Konfirmasi pemberian
antibiotik profilaksis 60 menit sebelum operasi.
- Konfirmasi antisipasi
kejadian kritis yang berkaitan dengan operator, anestesi maupun instrumen.
- Konfirmasi penggunaan
instrumentasi radiologi
·
Berikan pinset cirugis dan scalpel
handle yang telah terpasang mess no 15 dalam bengkok pada operator untuk
insisi.
·
Berikan couter, pinset cirurgie,
dan kasa pada asisten operator untuk merawat perdarahan.
·
Bantu operator dan asisten merawat
perdarahan saat insisi dimulai pada kulit.
·
Bantu operator dan asisten merawat
perdarahan saat insisi lemak.
·
Berikan sen
miller pada asisten operator untuk melebarkan lapang pandang.
·
Bantu operator
memperdalam insisi dengan memberikan pean manis.
·
Bantu operator
memperdalam insisi dengan memberikan couter dan gunting metzenbaum.
·
Apabila
ditemukan pembuluh darah dalam memperdalam insisi, lakukan tegel dengan silk
2-0 tanpa benang, kemudian jepi dengan mosquito.
·
Untuk
mengetahui dengan pasti lokasi kaca yang tertanam, inetrumen
meminta bantuan peralatan radiologi C-Arm. Lakukan marking terlebih dahulu
dengan menancapkan 2 buah jarum ke dalam jaringan disekitar daerah yang dicurigai tempat kaca.
·
Setelah
koordinat kaca, bantu operator memperdalam insisi dengan
memberikan pean manis dan pinset anatomis manis.
·
Setelah kaca ditemukan, bantu operator mengambil kaca dengan memberikan pean bengkok untuk menjepit.
·
Setelah kaca dapat diambil, letakkan pecahan kaca ke atas kasa dan foto untuk dokumentasi.
·
Minta petugas
radiologi untuk imaging kembali untuk memastikan ada atau tidaknya pecahan kaca yang masih tertinggal dalam jaringan. Jika ada, bantu
operator mengeluarkan pecahan kaca dengan memberikan pean
bengkok, namun apabila tidak terdapat pecahan peluru maka tutup luka lapis demi
lapis.
·
Sebelum
menutup luka, cek jumlah kasa.
·
Berikan
gunting benang pada asisten untuk menggunting benang yang akan dijahit
operator.
·
Berikan pinset
cirurgie untuk membantuk operator menjahit.
·
Berikan needle
holder yang telah terpasang benang polipropilene ukuran 4-0 jarum round kepada
operator untuk menjahit kulit.
·
Bersihkan luka operasi dengan kasa
basah.
·
Keringkan dengan kassa kering
·
Tutup luka dengan tulle dresing
lalu tutup dengan kasa kering
·
Tutup dengan plester
·
Operasi selesai
·
Rapikan pasien
·
Lakukan sign out kembali:
- Jenis tindakan
- Kecocokan jumlah instrumen, kasa, dan jarum sebelum dan sesudah operasi
- Label pada spesimen
- Permasalahan pada alat yang digunakan
- Perhatian khusus pada masa pemulihan
·
Rapikan alat dengan:
- Dekontaminasi
- Pencucian
- Desinfeksi
- Sterilisasi
0 comments: